Rabu, 10 Juni 2015

Efek Kekurangan Zat Besi

Besi adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Besi terikat ke sel darah oleh protein yang disebut hemoglobin (Hb). Kekurangan zat besi dalam tubuh disebut sebagai anemia kekurangan zat besi (iron deficiency anemia) dan merupakan penyebab utama anemia di Indonesia. Wanita sangat rentan terhadapnya karena kehilangan darah melalui menstruasi yang terjadi setiap bulan, terutama jika menstruasinya berat.

Gejala yang paling umum dialami adalah kelelahan, yang mengganggu kemampuan untuk bekerja fisik, berpikir dan konsentrasi. Tahap awal kekurangan zat besi biasanya asimtomatik atau hanya dirasakan sebagai kelelahan.

Kekurangan zat besi dapat dicegah agar tidak menjadi anemia dengan mengambil suplemen zat besi dosis rendah setiap hari. Kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat selama kehamilan.

Untungnya, zat besi  banyak ditemukan dalam berbagai makanan meskipun memiliki profil penyerapan yang berbeda-beda. Zat besi pada daging, unggas dan ikan cenderung diserap dua sampai tiga kali lebih efisien daripada yang berasal dari tanaman. Konsumsi vitamin C bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Diet yang kaya sayuran dan daging yang memadai merupakan tindakan dasar untuk mengatasi anemia kekurangan zat besi. Bila diet Anda masih kurang zat besi atau kebutuhan Anda meningkat, misalnya ketika dalam kehamilan, maka suplemen zat besi dapat membantu. Namun bersikaplah bijaksana dalam mengambil suplemen zat besi, karena bila berlebihan dapat memberikan efek samping yang buruk seperti susah buang air besar atau diare.

0 komentar:

Posting Komentar